Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

GERAKAN KEPANDUAN

Sungguh Berat Jadi Kader Muhammadiyah. Ragu dan Bimbang Lebih Baik Pulang "JENDRAL SUDIRMAN"

HIZBUL WATHAN KWARDA ASAHAN

Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah penghabisan. - Jogjakarta, 25 Mei 1946. (JENDRAL SUDIRMAN)

SANG PENCERAH

Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi.- Jogjakarta, 17 Agustus 1948 (JENDRAL SUDIRMAN)

ROBERT STEPHEN SON SMITH BADEN POWELL

Bervariasi adalah ide-ide tentang apa yang merupakan 'sukses,' misalnya uang, posisi, kekuasaan, prestasi, penghargaan, dan sejenisnya. Tapi ini tidak terbuka untuk setiap mannor apakah mereka membawa apa yang sukses nyata, yaitu kebahagiaan. (Robert Baden-Powell)

PANDUKU

Hal yang paling bernilai sementara adalah mencoba untuk menempatkan kebahagiaan ke dalam kehidupan orang lain. Asli: The most worth-while thing is to try to put happiness into the lives of others. Sumber: Letter (September 1940) "BADEN POWELL"

Tuesday, 1 October 2019

HW Sudah ada Sebelum Pramuka I Sejarah Pramuka Dunia dan Indonesia (Sejarah Tua 1907)


Pramuka merupakan organisasi pendidikan non-formal yang mengenalkan dan mengajarkan pendidikan kepanduan di Indonesia. 

Organisasi ini telah dikenal secara luas di seluruh pelosok nusantara. Bahkan, pendidikan kepanduan melalui Pramuka telah diperkenalkan sejak usia awal sekolah, yakni Sekolah Dasar. 

Seiring bertambah tingginya tingkat pendidikan yang ditempuh, Pramuka terus hadir mengiringi. 

Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana. Artinya secara harfiah adalah rakyat muda yang suka berkarya. 

Hal ini sangat sesuai dengan prinsip dasar kepramukaan yang memiliki orientasi dalam pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. 

Lalu bagaimanakah sejarah Pramuka di Indonesia? Bagaimana prosesnya? 

Sejarah Pramuka Dunia
Baden Powell

Membahas sejarah kepramukaan di Indonesia tak bisa lepas dari gagasan Baden Powell untuk mendirikan Boy Scout (Kepanduan). 

Sosok inilah yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia alias Chief Scout of the World. Lord Robert Baden Powell of Gilwell lahir di London, Inggris 

pada 22 Februari 1857. Ketika lahir namanya adalah Robert Stephenson Smyth Powell. 

Ayahnya seorang professor Geometri di Universitas Oxford telah meninggal sejak Baden Powell masih kecil. Ia mendapatkan pendidikan karakter dan berbagai keterampilan dari Ibu dan saudara-saudaranya. 

Menginjak usia dewasa Baden Powell bergabung dengan militer Inggris. Ia menuliskan pengalamannya dan menerbitkan buku berjudul Aids to Scouting pada tahun 1899. 

Karena antusiasme pembaca pada buku pertamanya, Baden Powell berencana menulis buku baru. 

Untuk menggali ide yang tertuang dalam bukunya, Baden Powell mengadakan sebuah acara perkemahan bersama 22 remaja lelaki di Brownsea Island, Inggris. 

Perkemahan tersebut berlangsung selama 8 hari sejak 25 Juli hingga 2 Agustus 1907. 

Setahun setelahnya, yakni di tahun 1908 Baden Powell menerbitkan buku Scouting for Boys yang berarti Pramuka untuk Anak Laki-laki. 

Dibantu adik perempuannya bernama Agnes, ia membentuk pramuka untuk perempuan dengan nama Girls Guides di tahun 1912. 

Di tahun 1916 didirikan kelompok pramuka siaga dengan nama CUB (Anak Serigala). 

Dua tahun setelahnya, yakni di 1918, Baden Powell membentuk Rover Scout unruk pemuda berusia 17 tahun. 

Sejarah Pramuka di Indonesia

Sejarah Pramuka di Indonesia tidaklah mulus dan harus menghadapi pasang surut dan lika-liku yang panjang. 

Hal ini tak begitu mengherankan lantaran pada masa itu Indonesia masih berada pada masa penjajahan. 

Tentu saja kebebasan dalam berorganisasi tak bisa dilaksanakan sebebas sekarang. Untuk lebih memahaminya, pelajari dengan seksama uraian singkat berikut; 

1. Pramuka selama masa penjajahan Belanda

Gerakan Pramuka telah masuk ke Indonesia sejak jaman kolonial dan dibawa oleh bangsa Belanda. Pada waktu itu, Belanda mendirikan sebuah perkumpulan bernama Nederland Indische Padvinders Vereeniging alias NIPV. 

Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia maknanya Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda. 

Beberapa tokoh nasional melihat pentingnya pembentukan karakter melalui organisasi. 

Mereka lantas mendirikan organisasi sendiri seperti SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), JPO (Javanese Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), serta JJP (Jong Java Padvindery). 

Kelompok ini akhirnya dibubarkan lantaran Belanda menentang penggunaan Padvinery. 

Untuk menyiasatinya, K.H. Agus Salim mengganti istilah Padvinery menjadi Pandu atau Kepanduan. 

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda organisasi kepanduan mulai meleburkan diri dan berubah nama menjadi BPPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. 

BPPKI berinisiatif untuk menyelenggarakan All Indonesia Jamboree namun terus mendapat halangan. 

Sebagai gantinya kegiatan yang telah direncakan tersebut diganti namanya menjadi PERKINO (perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem) yang diselenggarakan di Yogyakarta. 

PERKINO inilah ynag menjadi cikal bakal kegiatan Jambore di masa sekarang. 

2. Pramuka selama masa penjajahan Jepang 

Pada masa pendudukan Jepang, tak banyak pergerakan yang bisa dilakukan. Hal ini karena Jepang terus merongrong Indonesia untuk membantunya menyerang Belanda. 

Banyak tokoh kepemudaan yang ditarik untuk bergabung Keibondan, PETA dan Seinendan di masa ini. Jepang juga melakukan pelarangan segala kegiatan partai dan organisasi di Indonesia. 

Meski terus mendapat pencekalan lantaran dianggap organisasi berbahaya karena meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia, BPPKI terus bertahan di tengah goncangan. 

Karena semangat yang tak pernah surut, Kepanduan Indonesia berhasil mengadakan PERKINO II pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia ini. 

3. Pramuka pada Masa Kemerdekaan 

Pada tanggal 28 Desember 1945, tak berselang lama setelah proklamasi dikumandangkan, didirikanlah Organisasi Pandu Rakyat Indonesia. 

Pendirian ini bertujuan untuk menetapkan wadah kepanduan nasional akan bernaung dan berlangsung di Kota Solo. 

Hal ini dikuatkan dengan ketentuan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tertanggal 1 Februari 1947. 

Karena banyaknya organisasi kepanduan yang bermunculan, keputusan tersebut dicabut dan digantikan dengan Keputusan Nomor 23441/Kab, tertanggal 6 September 1951. 

Sepuluh hari setelahnya dibentuklah Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO). IPINDO kemudian menjadi anggota dalam International Conference mewakili Indonesia pada 1953. 

Setahun setelahnya bermunculan dua organisasi baru yakni POPPINDO (Persaudaraan Organisasi Pandu Putri Indonesia) dan PKPI (Kepanduan Putri Indonesia). 

Keduanya lalu melebur menjadi sebuah organisasi bernama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). 

Sejarah Penggunaan Nama Pramuka

Sepanjang tahun 1950 hingga 1960an tak kurang dari 100 organisasi kepanduan tercatat dalam tiga federasi utama, yakni IPINDO, POPPINDO dan PKPI. 

Kesemuanya lalu menjadi satu di bawah naungan PERKINDO. Namun, adanya kon ik kepentingan yang terjadi di PERKINDO dimanfaatkan oleh komunis yang ingin menjadikannya gerakan Pioner Muda. 

Meski terjadi kon ik internal, namun semangat Pancasila yang membara dalam PERKINDO membuat anggotanya menentang keinginan tersebut. 

Untuk mengatasinya, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. 

Keppres tersebut adalah buah hasil pemikiran dan diskusi yang mendalam dan tak terlepas dari bantuan Perdana Menteri yang tengah menjabat pada masa tersebut, yakni Ir. Juanda. 

Beliau saat itu menggantikan tugas Presiden Soekarno yang tengah berkunjung ke Jepang. 

Keberadaan Keppres tersebut mengatur pembubaran semua organisasi kepanduan di Indonesia dan menggantinya dalam organisasi bernama Gerakan Pramuka dengan simbol tunas kelapa. 

Sejak itulah Pramuka menjadi satu-satunya organisasi kepanduan yang mendapatkan izin dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di Indonesia. 

Ternyata sejarah kepramukaan di Indonesia rumit dan penuh lika-liku sekali ya. Karenanya, mari menghargai sejarah Pramuka yang berliku ini di manapun Anda berada. 

Karena toh tujuan organisasi ini adalah baik, yakni untuk membentuk karakter dan memberikan pengalaman.