Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

GERAKAN KEPANDUAN

Sungguh Berat Jadi Kader Muhammadiyah. Ragu dan Bimbang Lebih Baik Pulang "JENDRAL SUDIRMAN"

HIZBUL WATHAN KWARDA ASAHAN

Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah penghabisan. - Jogjakarta, 25 Mei 1946. (JENDRAL SUDIRMAN)

SANG PENCERAH

Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi.- Jogjakarta, 17 Agustus 1948 (JENDRAL SUDIRMAN)

ROBERT STEPHEN SON SMITH BADEN POWELL

Bervariasi adalah ide-ide tentang apa yang merupakan 'sukses,' misalnya uang, posisi, kekuasaan, prestasi, penghargaan, dan sejenisnya. Tapi ini tidak terbuka untuk setiap mannor apakah mereka membawa apa yang sukses nyata, yaitu kebahagiaan. (Robert Baden-Powell)

PANDUKU

Hal yang paling bernilai sementara adalah mencoba untuk menempatkan kebahagiaan ke dalam kehidupan orang lain. Asli: The most worth-while thing is to try to put happiness into the lives of others. Sumber: Letter (September 1940) "BADEN POWELL"

Tuesday, 19 September 2017

PERAN HW DALAM PELAKSANAAN DAKWA


I. PENGANTAR

Berbicara tentang peran HW dalam pelaksanaan da’wah seyogyanya kita ketahui identitas Muhammadiyah sebagai bentuk induk persyarikatan yang menaungi HW. HW adalah salah satu ortom yang bergerak untuk melaksanakan salah satu usaha Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan tujuannya ialah terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

II. APAKAH MUHAMMADIYAH ITU?

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah Da’wah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang : persorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan : kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembaikan kepada ajaran Islam yang asli murni dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun Da’wah da amar ma’ruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata – mata.

Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing – masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya ialah terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar – benarnya (Kepribadian Muhammadiyah).

III. APAKAH DA’WAH ITU?

Da’wah menurut bahasa adalah menyeru, mengajak, menyebarluaskan, serta mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat (Kamus Istilah Agama) sedangkan menurut istilah adalah mendorong manusia agar memperbuat kebaika dan menuruti petunjuk menyuruk mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat (Syaikh Ali Mahfudh, Hidayatul Mursyidin, Drs. Shalahudin Sanusi (Pen).

IV. APAKAH DA’WAH ITU WAJIB?

Da’wah itu hukumnya wajib, sebab tanpa da’wah risalah Islam tidak akan tersampaiakan. Kalau seorang muslim/ummat tidak berda’wah maka ia khianat akan perintah Allah. Hal ini terungkap dalam firman Allah (Q.S. Al Maidah : 67, Ali Imron : 104 dan 110 dan Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Tarmidzi dan Ibnu Umar).

Q. S. Al Maidah 67 :
67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh Nabi Muhammad s.a.w.

Q. S. Ali Imron 104 :
104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Q. S. Ali Imron 110 :
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Hadist : 
Sampaikanlah (da’wah / tablighkan) apa apa yang datang dari Aku walaupun hanya satu ayat.

V. SIAPA HW ITU?
  1. HW itu singkatan dari Hizbul Wathan yang artinya Pembela Tanah Air
  2. Pandu HW adalah anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
  3. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah Organisasi Kepanduan dalam Muhammadiyah 
  4. Kepanduan Hizbul Wathan adalah system pendidikan diluar sekolah dan keluarga untuk anak, remaja, pemuda dibawah bimbingan dan tanggungjawab orang dewasa.
VI. JATI DIRI HW

1. Shibghah (Celupan) HW adalah Islam, dinul hanif dan qayyim ciptaan Allah. Dijelaskan oleh Allah dalam Q. S. Al Baqarah : 136 – 138 :

136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

137. Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, Sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

138. Shibghah Allah[91]. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.

[91] Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.

2. Shibghah Muhammadiyah (Kemuhammadiyahan), diantaranya seperti tercantum dalam Pedoman untuk memahami Matan Keyakinan dan Cita – cita Hidup Muhammadiyah (point 9.3) sebagai berikut : “Sedang pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai keyakinan dan cita – cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, Muhamamdiyah menggunakan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar – benarnya sebagai jalan satu – satunya. Lebih lanjut mengenai mengenai soal ini dapat diketahui dan difahami dalam Khittah Perjuangan Muhammadiyah.

VII. PERAN HW DALAM PELAKSANAAN DA’WAH

Mengingat hal – hal yang tertuang dalam uraian diatas, maka dapat saya simpulkan bahwa HW itu sangat strategis dalam berbagai kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi apapun. Dalam hal da’wa HW dapat berperan sebagai berikut :
  1. Pemilih da pengguna berbagai pendekatan (approach), metode dan tehnik da’wah.
  2. Penyedia da’i/da’iyat, muballigh/muballighat, khatib jumat dan ‘idain sesuai dengan tingkatan dan jenis anggotanya.
  3. Penyedia berbagai kegiatan yang menarik, menyenangkan/menggembirakan para mustami
  4. Pemanfaatan setiap momentum untuk diisi dengan kegiatan berdakwah seperti hari-hari bersejarah, libur panjang/pendek, walimahan, bencana alam dan sebagainya.
  5. Penyemarak di setiap kegiatan Muhammadiyah.

VIII. SUMBER BACAAAN
  1. Al Qur’an dan Terjemahannya, Dep. Agama RI 1971.
  2. AD dan ART Muhammadiyah, Kep. Muktamar ke-45, PP Muhammadiyah.
  3. AD dan ART Hizbul Wathan, Kwartir Pusat Hizbul Wathan.
  4. Kepribadian Muhammadiyah, PP Muhammadiyah, 1963.
  5. Kamus Istilah Agama, Drs. Shodiq, SE m dkk, CV Sienttanarama Jakarta, 1982.
  6. Pembahasan Sekitar Prinsip – Prinsip Da’wah Islam, Drs. Shalahuddin Sanusi, CV Ramadhani, Semarang, 1964

Sunday, 17 September 2017

SONGSONG 1 ABAD, HW KELUARKAN LAGU HWKU JAYA (Kwarwil Sumut Kemah Bakti)


Setelah merilis 5 lagu nuansa Hizbul Wathan berjudul Sahabat HW, Cerita Tentang Kita, Rindu Perjuangan, HW untuk Indonesia, dan Perpisahan, kini dalam rangka menyongsong 1 Abad Hizbul Wathan, HW Jawa Tengah kembali akan merilis 1 lagu berjudul “HWku JAYA’.

Berikut lirik lagu “HWku Jaya”

HWku Jaya

Cipt. Muhammad Dzikron – Lagu : Indri Nomina

A C# D E
Seabad waktu berlalu
HW ini kan jaya selalu
Putra putri berpandu
Mandiri berprestasi selalu

Takkan pernah ada ragu
Terus maju indonesia satu
Hizbul Wathon bersatu
HW ini kan jaya selalu

Reff :
Kobarkan semangat pandu
Singsingkan lenganmu
Untuk terus maju …
Gapailah semua mimpimu
Bersama HW mu
Bersama HW ku .. Slalu ..

Coda :
D C# D C# E
Ku slalu berjanji sepenuh hatiku
Segenap ragaku kucurahkan slalu
Ku slalu berjanji sepenuh hatiku
Segenap ragaku hingga akhir waktu ..

Ramanda Juga bisa Download MP3 Lagu HWKu Jaya DISINI
Untuk videonya Ramanda bisa lihat dan download DISINI


KEMAH BAKTI TUNAS MELATI PANDU HIZBUL WATHAN
KWARTIR WILAYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2017

Sermenetara itu, GKHW Kwarda Asahan yang di ketuai oleh Ramanda Citra, SE menjadi tuan rumah perhelatan akbar tingkat Kwartir Wilayah Sumatera Utara yaitu Kemah Bakti Tunas Melati Pandu Hizbul Wathan Kwartir Wilayah Sumatera Utara Tahun 2017.

Kemah Bakti Tunas Melati Pandu Hizbul Wathan Kwartir Wilayah Sumatera Utara Tahun 2017 adalah salah satu jawaban terhadap persoalan bangsa. Kemah Bakti Tunas Melati Pandu Hizbul Wathan Kwartir Wilayah Sumatera Utara Tahun 2017 adalah sebuah kegiatan Bakti Pandu Hizbul Wathan yang berbentuk perkemahan dengan sasaran pembangunan masyarakat di tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. Semoga kali ini pelaksanaan Kemah Bakti Tunas Melati Pandu Hizbul Wathan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat, meski jauh dari kesempurnaan namun setidaknya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mewujudkan cita-cita Fastabiqul Khairat untuk ikut membangun masyarakat bahwa “Hizbul Wathan Siap Berbakti, Berkarya dan Menginspirasi untuk Negeri.”

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2017 s. d. 29 Oktober 2017 mendatang di Bumi Perkemahan Lapangan Bola Kaki Bunut Factory Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Kegiatan ini mengambil tema "Bersatu, Berkarya, Berbudaya Menginspirasi Membangun Negeri" dan moto dari kegiatan ini adalah "Fastibiqul Khairat"

Untuk lebih jelasnya, Ramanda bisa download Petunjuk Pelaksanaannya DISINI.

Mohon doa dari segenap pihak. Semoga kegiatan Kemah Bakti untuk menyongsong 1 Abad Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini berjalan lancar.

ISTILAH-ISTILAH DALAM PANDU HW

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan merupakan satu-satunya organisasi Kepanduan yang berdiri sendiri, tanpa intervensi pemerintah. Hizbul Wathan juga satu-satunya organisasi kepanduan yang menggunakan istilah kepanduan di Indonesia, walaupun Pramuka juga merupakan organisasi kepanduan, namun tidak menggunakan istilah kepanduan dalam setiap kegiatannya.

Sebagai sebuah organisasi kepanduan, tentunya dalam beberapa hal terdapat kesamaan dengan Pramuka. Perbedaan yang paling mencolok hanyalah pada seragam dan atributnya serta beberapa istilah. Dalam postingan kali ini, akan kami jelaskan beberapa istilah dalam Kepanduan Hizbul Wathan yang wajib diketahui oleh seluruh anggota kepanduan Hizbul Wathan.

TINGKATAN DALAM ORGANISASI :
  1. Kwartir Pusat = Organisasi kepanduan HW untuk tingkat nasional.
  2. Kwartir Wilayah = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat Provinsi.
  3. Kwartir Daerah = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat Kota atau Kabupaten.
  4. Kwartir Cabang = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat kecamatan / desa.
  5. Qabilah = Organisasi Kepanduan HW untuk tingkat amal usaha Muhammadiyah, baik sekolah, masjid dll.

PENGGOLONGAN PESERTA DIDIK
  1. Athfal = Anggota kepanduan HW yang berusia antara 6-10 tahun.
  2. Pengenal = Anggota kepanduan HW yang berusia antara 11-16 tahun.
  3. Penghela = Anggota kepanduan HW yang berusia antara 17-20 tahun.
  4. Penuntun = Anggota kepanduan HW yang berusia antara 21-25 tahun

SATUAN / PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK
  1. Kuntum = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Athfal sebanyak 6-10 orang.
  2. Rumpun = kumpulan atau kesatuan Kuntum yang terdiri dari 4 kuntum
  3. Regu = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Pengenal sebanyak 6-8 orang
  4. Pasukan = kumpulan atau kesatuan Regu yang terdiri dari 4 regu
  5. Kawan = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Penghela sebanyak 6-8 orang
  6. Kerabat = kumpulan atau kesatuan Kawan yang terdiri dari 4 kawan
  7. Nafar = kumpulan terkecil anggota HW Golongan Penuntun sebanyak 6-8 orang
  8. Kafilah = kumpulan atau kesatuan Nafar yang terdiri dari 4 Nafar.

SEBUTAN UNTUK PESERTA DIDIK DAN PELATIH / PEMBINA
  1. Ramanda/Ibunda = panggilan untuk pembina, pembantu pembina dan pelatih golongan Athfal. Panggilan ini juga biasa disebutkan untuk panggilan sesama pembina/pelatih.
  2. Rakanda/Ayunda = panggilan untuk pembina, pembantu pembina golongan pengenal, penghela dan penuntun.
  3. Rimata = panggilan untuk pemimpin Kerabat atau pembantu pembina golongan penghela.
  4. Rais = panggilan untuk pemimpin Kafilah atau pembantu pembina golongan penuntun.
  5. Auladi = panggilan untuk anggota HW golongan Athfal
  6. Ananda = panggilan untuk anggota HW golongan Pengenal
  7. Adinda = panggilan untuk anggota HW golongan Penghela dan Penuntun.

TATA UPACARA ATHFAL


Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan kidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti yang baik.

Sasaran upacara agar peserta didik mampu :
  1. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara.
  2. Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi.
  3. Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain.
  5. Dapat memimpin dan dipimpin.
  6. Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
  7. Meningkatkan keikhlasan serta menjadi pandu HW yang pandai bersyukur
UPACARA ATHFAL

A. Istilah

Kuntum adalah sekumpulan dari anggota Athfal. Biasanya dalam satu regu terdiri dari ± 10 orang.
Rumpun adalah sekumpulan dari kuntum – kuntum Athfal.
Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
Pelatih Qobilah/Sekolah adalah pelatih yang mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah yang dipanggil dengan sapaan Ramanda/Ibunda
Kepala Sekolah disebut dalam pandu HW dengan Dewan Pembina

B. Jenis Upacara dalam Athfal
  1. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan.
  2. Upacara Pelantikan Calon Pandu Athfal.
  3. Upacara Kenaikan Tingkat.
  4. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya.
  5. Upacara Pindah Satuan Athfal ke Pengenal
C. Perlengkapan
  1. Tiang Bendera.
  2. Bendera (Bendera Rumpun, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)
D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan

1. Pendahuluan

Formasi Upacara adalah Lingkaran
Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis
Dalam Pembacaan Undang – Undang AThfal dan Doa boleh memakai teks.

2. Pembukaan

Tangan Ramanda/Ibunda ditepukkan, kemudian di tolakkan ke kiri dan ke kanan
Athfal bersembunyi di belakang tiang pohon, semak dan sebagainya atau tidak ada boleh bergandengan tangan

3. Inti

Setelah Ramanda/Ibunda berseru, “Aulaaadiii....
Semua Athfal menjawab : Ya Ramanda/Ibunda ... sambil lari membuat lingkaran dengan berrgandengan tangan
Setelah Ramanda/Ibunda memberi isyarat ( tanda lingkaran besar ) turun, semua Athfal menurunkan tangan dengan cepat tetapi tak berbunyi kalau berbunyi diulang
Ramanda/Ibunda memegang tiang bendera rumpun
Athfal merentangkan tangan dengan telapak tangan di hadapan Ramanda / Ibunda, dada terbuka, kepala agak ke atas, dagu ke muka. Ini berarti hai Ramanda/Ibunda saya telah datang di mukamu dan siap sedia.
Ramanda/Ibunda memandang tiang bendera
Semua Athfal berseru “Ya”Ramanda / Ibunda, kami selalu tetap giat” wahai Ramanda/Ibunda kami selalu giat bekerja, lalu berdiri tegak bersiap
Ramanda/Ibunda mengatakan, “Giat, giat, giat, giatlah”.
Giat kesatu sampai ketiga dengan suara perlahan-lahan, dan keempat dengan suara keras.
Semua Athfal mengatakan, “Mi Kan Gia, Tap Giat, Giatlah” artinya : kita akan selalu tetap giat bekerja. Pada teriakan terakhir (giaaat), tangan kanan di kepalkan, kaki kiri maju selangkah, pada akhir kata “aaaat” kaki kanan maju dan memberi salam.
Ramanda/Ibunda mengucapkan Assalamu’alaikum, Wr, Wb
Athfal menjawab “Wa’alaikum salam, Wr.Wb
Ramanda/Ibunda mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kedatangan semua Athfal
Ramanda/Ibunda memanggil salah seorang athfal
Athfal menjawab : “Ya Ramanda/Ibunda” kemudian berlari di hadapan Ramanda/Ibunda member salam kepada Ramanda/Ibunda dan Ramanda /Ibunda membalas salam.
Ramanda/Ibunda memerintah balik kanan kepada anak itu dan disuruh membaca undnag-undang.
Setelah selesai, athfal menghadap Ramanda/Ibunda dan member salam kepada Ramanda/IBunda
Ramanda/Ibunda menyuruh anak itu kembali ke lingkaran.
Ramanda/Ibunda memanggil seorang lagi untuk membaca janji Athfal, kalau perlu lagi memanggil satu lagi untuk membaca doa.

4. Penutup

Ramanda/Ibunda membubarkan barisan
Ramanda/Ibunda melanjutkan dengan permainan-permainan dan latihan-latihan di baik di ruangan atau di lapangan. Namun sebaiknya kegiatan Athfal sebaiknya dilakukan di luar ruangan (lapangan)

TATA UPACARA PENGENAL


Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan kidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti yang baik.

Sasaran upacara agar peserta didik mampu :
  1. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara.
  2. Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi.
  3. Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain.
  5. Dapat memimpin dan dipimpin.
  6. Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
  7. Meningkatkan keikhlasan serta menjadi pandu HW yang pandai bersyukur

UPACARA PENGENAL

A. Istilah
Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya dalam satu regu terdiri dari ± 10 orang.
Pasukan adalah sekumpulan dari regu-regu.
Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
Pemimpin Regu adalah pemimpin dari sekumpulan dari anggota pengenal (regu).
Pemimpin Pasukan adalah pemimpin dari sekumpulan regu-regu.
Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari sekumpulan pasukan-pasukan dalam kegiatan upacara.
Pemimpin Qobilah/Sekolah adalah pembina yang mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah
Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah

B. Jenis Upacara dalam Pengenal
  1. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan.
  2. Upacara Pelantikan Calon Pengenal.
  3. Upacara Kenaikan Tingkat.
  4. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya.
  5. Upacara Pindah Satuan Pengenal ke Penghela
C. Perlengkapan Upacara
  1. Tiang Bendera
  2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)
D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan
1. Pendahuluan
  • Formasi Upacara adalah Angkare.
  • Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis.
  • Dalam Pembacaan Undang-Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.
2. Pembukaan
  1. Pemimpin Regu memeriksan kerapihan pakaian anggota.
  2. Masing-masing pemimpin regu menyiapkan anggotanya di lapangan upacara membentuk angkare.
  3. Pemimpin pasukan menyiapkan di depan pasukan yang terbentuk, kemudian kembali ke barisan paling kanan pasukan yang dipimpin.
3. Inti
  • Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara dengan lari pandu dan menghadap ke pasukan.
  • Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.
  • Pemimpin-pemimpin pasukan laporan kepada pemimpin upacara.
  • Pemimpin Upacara menjemput pemimpin Qobilah/Sekolah di tempat transitnya dengan lari pandu dan melaporkan bahwa upacara siap dilaksanakan dan mohon kepada Pemimpin Qobilah/Sekolah untuk menempatkan diri. Pemimpin Upacara mengikuti dibelakang dengan langkah biasa.
  • Pemimpin Qobilah/Sekolah siap di samping tiang bendera dan pemimpin upacara di tempatnya menghadap ke Pembina Qobilah/Sekolah .
  • Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah dilanjutkan oleh laporan.
  • Penghormatan merah putih (kalau berdiri bendera merah putih)
  • Menyanyikan Mars HW dipimpin oleh petugas dan dinyanyikan bersama-sama.
  • Pembacan UU HW oleh petugas ditirukan peserta upacara.
  • Amanah Pemimpin Qobilah/Sekolah pasukan di istirahatkan.
  • Pembacaan Doa oleh Pemimpin Qobilah/Sekolah
  • Laporan pemimpin upacara kepada Pemimpin Qobilah/Sekolah.
  • Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah.
  • Pemimpin Qobilah/Sekolah meninggalkan lapangan diikuti pemimpin upacara.
  • Setelah pemimpin Qobilah/Sekolah sampai di tempat transit pemimpin upacara kembali ke tengah lapangan.
  • Pemimpin pasukan menghadap ke pasukan.
  • Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.
  • Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara.
4. Penutup
  • Pemimpin pasukan membubarkan pasukannya. (Berada di depan pasukan masing-masing).
  • Pemimpin Qobilah/Sekolah melanjutkan dengan permainan-permainan dan latihan-latihan di baik di ruangan atau di lapangan. Namun sebaiknya kegiatan pengenal sebaiknya dilakukan di luar ruangan (lapangan).

TATA UPACARA PENGHELA


Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan kidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti yang baik.

Sasaran upacara agar peserta didik mampu :
  1. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara.
  2. Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi.
  3. Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain.
  5. Dapat memimpin dan dipimpin.
  6. Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
  7. Meningkatkan keikhlasan serta menjadi pandu HW yang pandai bersyukur

UPACARA PENGHELA

A. Istilah
Kawan/Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya dalam satu Kawan/Regu terdiri dari ± 10 orang.
Ikhwan/Pleton adalah sekumpulan dari Kawan/Regu , biasanya terdiri dari 4 Kawan/Regu.
Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
Ikhwan/Pleton adalah pemimpin dari sekumpulan Kawan/Regu .
Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari sekumpulan Ikhwan/Pleton dalam kegiatan upacara.
Pemimpin Qobilah/Pelatih HW/Pembina Upacara adalah pelatih yang mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah
Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah

B. Jenis Upacara dalam Penghela
  1. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan.
  2. Upacara Pelantikan Calon Penghela.
  3. Upacara Kenaikan Tingkat.
  4. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya.
  5. Upacara Pindah Satuan dari Penghela
C. Perlengkapan Upacara
  1. Tiang Bendera.
  2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)
D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan

1. Pendahuluan
  • Formasi Upacara adalah bershaff.
  • Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis.
  • Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.
  • Dalam upacara pembukaan dan penutupan latihan penghela, yang menjadi Pembina Upacara boleh dari Dewan Kerabat Qobilah/Sekolah .
2. Pembukaan
  • Masing-masing Ikhwan/Pleton memeriksa kerapian anggotanya.
  • Ikhwan/Pleton menyiapkan pasukan di lapangan dalam bentuk bershaff.
3. Inti
  • Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara
  • Penghormatan kepada Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara dipimpin oleh Pemimpin Ikhwan/Pleton paling kanan dilanjutkan laporan.
  • Pemimpin Kerabat/Pemimpin menjemput Pemimpin Qobilah/Pembina Upacara ditempatnya.
  • Pemimpin Qabilah/ Pembina Upacara memasuki lapangan upacara.
  • Penghormatan umum kepada pemimpin Qabilah dipimpin Pemimpin Ikhwan/Pleton.
  • Laporan Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacarakepada Pemimpin Qabilah.
  • Penghormatan kepada bendera Qabilah dipimpin oleh Pemimpin Kerabat.
  • Menyenyikan Mars Hizbul Wathan.
  • Pembacaan Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan.
  • Amanat Pemimpin Qabilah, pasukan diistirahatkan.
  • Pembacaan doa oleh petugas.
  • Laporan Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacarakepada Pemimpin Qabilah.
  • Penghormatan umum kepada Pemimpin Qabilah dipimpin Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara.
  • Pemimpin Qabilah/Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara.
  • Penghormatan kepada Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara dipimpin Ikhwan/Pleton paling kanan.
  • Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan upacara
4. Penutup
  1. Masing-masing Ikhwan/Pleton membubarkan pasukannya.
  2. Dewan Kerabat dan atau Pemimpin Qobilah melanjutkan dengan latihan penghela.

Sahabat HW movie's Soundtrack 'Pasukan Hijau'


Hizbul Wathan sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan tahun 1918 semakin menggeliat. Berbagai kreatifitas ditunjukkan aktifis-aktifis Hizbul Wathan baik dalam bentuk buku, digital, permainan-permainan, juga lagu-lagu pembangkit semangat. Salah satunya adalah Lagu Sahabat HW.

Lagu Sahabat HW ciptaan Muhammad Dzikron dari Kwarwil HW Jawa Tengah pada tahun 2014 silam, menjadi salah satu ikon lagu penyemangat dalam kegiatan-kegiatan HW diseluruh Indonesia. Lagu ini merupakan lagu pertama bertema tentang Hizbul Wathan yang dibuat bekerjasama dengan One Room Production divokali oleh Veny Indriani. Selanjutnya kini sudah ada 5 lagu lainnya yaitu HW untuk Indonesia, Cerita Tentang Kita, Rindu Perjuangan, HWku Jaya, dan Perpisahan.

Kreatifitas ini dilanjutkan oleh Tim IT dari Pasukan Hijau Hizbul Wathan MTs Muhammadiyah 8 Batu Malang, Jawa Timur dengan membuat video klip lagu Sahabat HW. Dalam video klip terlihat aktifitas kegiatan-kegiatan Hizbul Wathan : Yel-yel semangat, PBB, Latihan Semaphore, Tadabbur Alam,  Team Work, Pertolongan Pertama, Bahasa Isyarat, dan kegiatan Upacara.



OUTBOUNT


OUTBOUND

Outbound Training Programme adalah program yang dirancang bagi organisasi, perusahaan atau sekolah-sekolah yang ingin meningkatkan atau membangun sikap kepemimpinan dan kerjasama kelompok dalam diri karyawan dalam suatu perusahaan atau siswa suatu sekolah atau anggota dalam suatu organisasi.

Kegiatan Outbound Training dilakukan di alam terbuka, ini akan membuat kegiatan outbound menjadi lebih menyenangkan dan juga penuh tantangan, sehingga karyawan atau siswa yang mengikuti kegiatan outbound tidak merasa tertekan dan jenuh dengan program outbound tersebut.

Tujuan Kegiatan Outbound :
  1. Menumbuhkan sikap kepemimpinan dan keberanian dalam mengambil keputusan.
  2. Meningkatkan sportifitas yang dapat diterapkan dalam kegiatan kerja sehari- hari.
  3. Meningkatkan motifasi dalam kerjasama kelompok..
  4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
  5. Menumbuhkan komitmen pada norma yang disepakati.
  6. Menumbuhkan semangat berkompetisi dalam konteks untuk mencapai tujuan bersama.
  7. Membangun sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan permasalahan kerja.
  8. Melatih membuat perencanaan yang matang dan koordinasi tim yang rapi.
  9. Melatih kemampuan mengambil keputusan yang efektif dalam situasi sulit

Berikut kami berikan contoh model - model outbond sederhana, selanjutnya bisa dikembangkan di qobilahnya masing - masing semoga bermanfaat.

Dalam setiap akan memulai sebuah outbound, hendaklah diberikan pengantar atau penjelasan kepada para peserta agar peserta dapat mengikuti serangkaian outbound yang diberikan sehingga tujuan dari pengadaan paket - peket outbound tersebut dapat tercapai secara maksimal, disamping itu agar dalam pelaksanaannya nanti resiko kecelakaan dapat terminimalisir.

1. Pembentukan Kelompok

Senandung (Hamming)
Tujuan : Mendorong tejadinya interaksi yang intensif dan menyadarkan perlunya kerjasama.

Media : Potongan lagu anak-anak/ yang lain, contoh balon, naik kepuncak gunung, pelangi, dll
Langkah-langkah :
Fasilitator menjelaskan nama pemainan ini yaitu hamming (senandung).
Fasilitator membagikan potongan lagu dalam gulungan kertas pada semua peserta dengan satu lagu yang tidak sama untuk peserta.
Peserta diminta melihat dengan baik dan menyimpan kertas yang berisi potongan lagu itu, dan tidak boleh memberitahukan potongan lagu itu pada peserta lain.
Semua peserta diminta untuk bersenandung sesuai dengan potongan lagu dalam kertas, dan mencari yang senandungnya sama. Peserta yang mempunyai senandung sama diminta berkelompok.

Evaluasi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana perasaan peserta pada waktu mencari senandung yang sama?
Bagaimana perasaan peserta yang tidak mendapatkan kelompok?
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok.

2. Perkenalan

Ball Game
Tujuan : Pengenalan diri, dii orang lain, pengembangan diri termasuk pengembangan mental yang berorientasi mutu dan motivasi diri.

Media : Bola karet

Langkah-langkah :

Tahap I
Fasilitator menjelaskan aturan permainan yaitu esensi permainan ini adalah menyebutkan nama, pada tahap pertama setiap peserta akan mendapatkan lemparan bola (satu peserta hanya satu kali menyentuh bola).
Peserta yang mendapat bola melemparkan bola pada peserta lain dengan cara menyebut nama sendiri dan nama tujuan peserta yang akan diberi bola (Dzikron – Burhan).
Peserta yang terakhir menerima bola melempar kepada fasilitator yang berbeda di tengah lingkaran.

Tahap II
Esensi permainan ini tetap menyebutkan nama, satu peserta satu kali menyentuh bola.
Bagi peserta yang menerima bola mengucapkan terima kasih kepada penberi bola. Kemudian melempar bola kepada peserta lain dengan menyebut nama sendiri dan nama peserta lain yang akan diberi bola (terima kasih Ramanda Citra, Ramanda Rudy, Ramanda Dadek)
Peserta terakhir menerima bola, melempa pada fasilitator yang berada ditengah lingkaran.

Tahap III
Esensi pemainan ini adalah menyebutkan nama dan setiap peserta hanya satu kali menyentuh bola, hanya pada tahap ini peserta dituntut untuk bekeja dengan kecepatan tinggi
Fasilitator memberikan waktu untuk diskusi peserta akan diperoleh cara yang paling cepat

Catatan : Pada tahap fasilitator memberi hukuman baik untuk kelompok atau individu setiap tejadi kesalahan.

Evaluasi dan Refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana kesan peserta terhadap kelompok ini dan pserta lain?
Apakah semua peserta sekarang sudah dapat mengenal peserta lain?
(Fasilitator dapat mengembangkan evaluasi pada pengembangan diri. pengembangan mental yang berorientasi pada mutu dan motivasi diri).
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok.

3. Pemecah Kesunyian

Goyang Angka

Tujuan : Menjadikan suasana yang sudah lelah menjadi sebuah semangat baru.

Media : Kita ingat saja tanggal pada saat melakukan permainan itu, misal 12 Agustus 2008

Langkah-langkah :
Fasilitator menanyakan biasanya menulis pakai apa?
Pasti peserta akan menjawab pakai pensil/ bolponit/ juga spidol
Pada saat itu Fasilitator meminta pada saat itu menulis pensil/ bolponit/ pun spidol tetapi memakai pantat.
Pesera diminta untuk berdiri sambil menaruh tangannya dipinggang. Kemudian secara bersama-sama mempraktekkan menulis angka 12 08 2008 sambil mengucapkan angka-angka tadi.

Evaluasi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Fasilitator menanyakan terhadap peserta yang tertawa.
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya semangat baru untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

4. Mentalitas

Tustfall (Jatuhan dengan Pecaya Diri)

Tujuan : Menumbuhkan rasa percaya diri peserta pada diri sendiri maupun pada diri peserta lain, sehingga sebuah kekompakan kelompok.

Langkah – langkah :

Tahap I
Semua peserta mencari pasangan (pa/pa dan pi/pi).
Peserta pertama mengambil sikap jatuh lurus kebelakang, peserta kedua mengambil sikap kuda-kuda untuk menerima jatuhan dengan kedua tangannya.
Peserta pertama (di depan) memberi aba-aba “siap”, peserta kedua (di belakang) menjawab dengan perintah “ jatuh”.
Kemudian diulang-ulang dan dibalik untuk setip peserta.

Tahap II
Peserta terdiri dari tiga orang , stu peserta mengambil sikap jatuh dan dua peserta lainya mengambil sikap menerima jatuhan.
Aba-aba peserta sama dengan tahap I, tiga orang bergantian mengambil sikap jatuh.

Tahap III
Disiapkan tempat jatuhan dari ketinggian tetentu (missal meja).
Seorang peserta mengambil sikap jatuh dari meja, sedang anggota kelompok yang lain siap menerima jatuhan.
Aba-aba dalam permainan ini tetap sama, hanya perintah jatuh ditunuk untuk salah seoang peserta.

Evalusi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan ini ?
Mengapa ada peserta yang takut jatuh, fasilitator dapat mengembangkan kearah pembahasan pada rasa pecaya diri pada diri sendiri, orang lain dan kelompok.

5. Kerjasama

Spider Web (Jaring laba – laba)

Tujuan : Dapat bekerja sekalipun dibawah tekanan dan dapat membangun kelompok secara aktif. Sekaligus memberi kesempatan secara kelompok untuk menetapkan komitmen sesuai dengan tujuan hidup yang telah dibuat untuk masa depannya.

Langkah – langkah :
Peserta dihadapkan pada jarring laba-laba yang terbuat tali, dengan lubang bervariasi. Sebelum melakukan ditunjuk dua orang satu orang menjadi orang buta dan satu orang lan sebagai orang bisu.
Sebagai peserta harus memasuki jaring laba-laba tanpa menyentuh tali.
Setiap peserta hanya boleh memasuki satu lubang.
Begitu dengan cara kerjasama sampai semua peserta berhasil melewati jaring laba-laba.

Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.

5. Kepemimpinan

Kereta Manusia Buta

Tujuan : Dapat merasakan menjadi seorang pemimpin dan menjadi orang yang dipimpin

Langkah – langkah :
Fasilitator membuat arena kereta
Peserta diminta untuk menutup matanya dan salaing memegang bahu teman yang ada didepannya, kecuali yang belakang
Peserta yang paling belakang yang tidak ditutup matanya, menomando semua anggotanya dengan cara bila arena belok kanan, bahu kanan teman didepannya ditepuk sekali dan dilanjutkan sampai pada peserta yang paling depan untuk melangkah sesuai dengan instruksi dari belakang. Bila arena belok kanan ditepuk bahu kiri teman didepannya dan dilanjutkan sampai pada peserta yang paling depan untuk melangkah sesuai dengan instruksi dari belakang. Dalan bila arena lurus maka instruksinya di tepuk kedua duanya sekali.

Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.


KADER HW WAJIB NONTON FILM NYAI AHMAD DAHLAN


Film Nyai Ahmad Dahlan yang sudah tayang sejak tanggal 24 Agustus 2017 dilayar lebar menyedot perhatian warga Muhammadiyah. Seperti yang menjadi sorotan adalah dari SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA) menggelar nonton bareng (Nobar) dengan memborong tiket Film NAD senilai Rp 54.110.000 (https://www.pwmu.co/34973/2017/08/borong-tiket-rp-54-juta-nobar-film-nyai-ahmad-dahlan/)

“Bagaimana akan cinta Muhammadiyah kalau tidak mengenal lebih jauh tentang Muhammadiyah itu sendiri”, ungkap Ramanda Sukasno setelah menyaksikan Film Nyai Ahmad Dahlan.

“Saya merekomendasikan warga Muhammadiyah apalagi anggota Hizbul Wathan untuk bisa ikut menyaksikan film ini, karena di film ini terdapat ruh Muhammadiyah dalam menegakkan amar maruf nahi munkar” lanjutnya.

Sekilas mengenai film Nyai Ahmad Dahlan seperti yang diungkap Ramanda Hery Supriyanto dalam Kompasiana sebagai berikut :

Banyak di antara kita –termasuk juga saya- yang tidak mengenal siapa saja yang menjadi Pahlawan Nasional yang tidak sedikut jumlahnya. Mengenal saja tidak apalagi sampai mengetahui sepak terjangnya yang pernah dilakukan. Film Nyai Ahmad Dahlan setidaknya membuka cakrawala kita, dari sekian banyak Pahlawan Nasional tersebut yang patut kita ketahui kisahnya. Terutama kontribusinya terhadap bangsa dan negara, sehingga jasanya itu pantas disematkan tanda pahlawan.

Jika Kyai Ahmad Dahlan sudah banyak kita ketahui sebagai pendiri Muhammadiyah yang juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, istrinya Siti Walidah yang lebih akrab di panggil Nyai Ahmad Dahlan peranannya tidak kalah dalam pergerakan nasional serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Suatu peran istri yang seutuhnya menjadi pendamping suami di kala suka maupun duka. Yang siap berkorban serta mencurahkan waktu, tenaga pikiran, bahkan harta untuk mewujudkan cita-cita suami untuk mengangkat derajat umat dan bangsa.

Film dibuka pada setting tahun 1890 yang saat itu Siti Walidah berusia masih bocah 12 tahun. Walaupun perempuan, ia termasuk anak yang beruntung dalam mengenyam pendidikan. Ayahnya Kyai Haji Muhammad Fadli (Cok Simbara), seorang ulama dan anggota Kesultanan Yogyakarta yang mengajarkan mengaji serta pengetahuan umum lainnya dengan tidak membedakan murid laki-laki dan perempuan. Semua berhak mendapatkan pelajaran tanpa ada perbedaan jender, karena itu adalah perintah agama.

Pada masa itu budaya patriaki begitu kuat. Perempuan hanya sekadar konco wingking (teman di belakang) yang berurusan dengan dapur, sumur, dan kasur. Kaum lelaki tidak mau direbut posisinya yang begitu mapan, maka dari itu suatu hal yang wajar bahwa anak perempuan tidaklah penting menjadi pintar. Walidah dibesarkan dalam lingkungan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Ia termasuk anak yang cerdas dan penghafal Alquran.

Banyak di antara kita –termasuk juga saya- yang tidak mengenal siapa saja yang menjadi Pahlawan Nasional yang tidak sedikut jumlahnya. Mengenal saja tidak apalagi sampai mengetahui sepak terjangnya yang pernah dilakukan. Film Nyai Ahmad Dahlan setidaknya membuka cakrawala kita, dari sekian banyak Pahlawan Nasional tersebut yang patut kita ketahui kisahnya. Terutama kontribusinya terhadap bangsa dan negara, sehingga jasanya itu pantas disematkan tanda pahlawan.

Jika Kyai Ahmad Dahlan sudah banyak kita ketahui sebagai pendiri Muhammadiyah yang juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, istrinya Siti Walidah yang lebih akrab di panggil Nyai Ahmad Dahlan peranannya tidak kalah dalam pergerakan nasional serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Suatu peran istri yang seutuhnya menjadi pendamping suami di kala suka maupun duka. Yang siap berkorban serta mencurahkan waktu, tenaga pikiran, bahkan harta untuk mewujudkan cita-cita suami untuk mengangkat derajat umat dan bangsa.

Film dibuka pada setting tahun 1890 yang saat itu Siti Walidah berusia masih bocah 12 tahun. Walaupun perempuan, ia termasuk anak yang beruntung dalam mengenyam pendidikan. Ayahnya Kyai Haji Muhammad Fadli (Cok Simbara), seorang ulama dan anggota Kesultanan Yogyakarta yang mengajarkan mengaji serta pengetahuan umum lainnya dengan tidak membedakan murid laki-laki dan perempuan. Semua berhak mendapatkan pelajaran tanpa ada perbedaan jender, karena itu adalah perintah agama.

Pada masa itu budaya patriaki begitu kuat. Perempuan hanya sekadar konco wingking (teman di belakang) yang berurusan dengan dapur, sumur, dan kasur. Kaum lelaki tidak mau direbut posisinya yang begitu mapan, maka dari itu suatu hal yang wajar bahwa anak perempuan tidaklah penting menjadi pintar. Walidah dibesarkan dalam lingkungan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Ia termasuk anak yang cerdas dan penghafal Alquran.

Setelah cukup umur Siti Walidah (Tika Bravani) dijodohkan dengan Muhammad Darwis yang setelah belajar dari Mekkah mengubah nama menjadi Ahmad Dahlan (David Chalik). Mereka pun menikah untuk membangun rumah tangga. Selepas belajar dari Mekkah Kyai Ahmad Dahlan yang banyak mempelajari pembaharuan melihat kondisi umat Islam harus dibenahi dari keterbelakangan. Umat Islam banyak yang bodoh dan miskin dan itu yang harus “diperangi” dan dicarikan solusi. Selain itu untuk melawan dominasi pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan cara yang modern yaitu organisasi.

Kyai Ahmad Dahlan bertekad dengan mendirikan sekolah dan organisasi. Dan ini tidaklah mudah terutama yang berkenaan dengan biaya. Tekad suami yang begitu kuat dan kemudian mentok, disinilah peranan penting dari pendamping yaitu istri. Nyai Dahlan pun tahu apa yang harus diperbuat, ia serahkan perhiasan warisan dari orangtuanya untuk diberikan kepada suaminya.

Kyai Dahlan pun menolak langkah istrinya itu karena harta warisan dan juga untuk masa depan anak-anaknya. Nyai Dahlan pun menenangkannya bahwa ia nantinya akan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa bapaknya memerlukan harta untuk membangun cita-cita umat. Nyai Dahlan pun memberi penguat kepada Kyai Dahlan dengan menggunakan bahasa agama. Bahwa perjuangan itu tidaklah mudah, kain kafan itu tidaklah bersaku sedangkan harta adalah titipan belaka.

Dengan tekad dan dukungan Nyai Dahlan akhirnya Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912. Perjuangan dalam ber-Muhammadiyah begitu berat, dalam berdakwah karena mengusung pembaharuan langkah Kyai Dahlan banyak mendapat tantangan dari umat Islam sendiri bahkan sampai dikatakan kafir. Dalam dakwah ke Banyuwangi mendapatan pertentangan keras penduduk setempat (sampai ancaman pembunuhan), Nyai Dahlan pun turut menyertai perjuangan suaminya itu.

Nyai Dahlan berbagi peran dalam upaya mengangkat umat agar berilmu pengetahuan terutama kalangan perempuan. Anak perempuan dan juga para ibu diajaknya untuk mengaji, para pekerja batik pun demikian. Yang pada akhirnya para “majikannya” pun berkeinginan jadi pandai yang tidak mau kalah dengan pekerjanya. Diupayakan juga diadakan perkumpulan dikalangan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno. Lambat laun kemudian berkembang pesat yang akhirnya ditingkatkan lagi menjadi organisasi yang diberi nama Aisyiyah pada 19 Mei 1917.

Froebel Kindergarten ‘Aisyiyah’ pada 1919. Sumber foto: kumparan.com

Pada 23 Februari 1923 Kyai Ahmad Dahlan wafat. Sepeninggal suaminya itu Nyai Dahlan konsisten meneruskan langkah dalam upaya memandaikan umat. Melalui Aisyiyah, Nyai Dahlan mendirikan beberapa sekolah putri dan asrama. Penyadaran bahwa kaum perempuan mempunyai andil dalam kehidupan di muka bumi ini. Nyai Dahlan merupakan perempuan pertama yang memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya. Tidak itu saja pada zaman pergerakan dalam melawan kolonial Belanda terlebih pada masa pendudukan Jepang, peranan Nyai Dahlan tidaklah kecil.

Ia mendorong agar kaum perempuan terlibat aktif dalam pergerakan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pejuang laki-laki berjuang pada front depan, sedangkan perempuan pada front belakang. Yaitu dengan mengadakan dapur umum, penyediaan obat-obatan, perawatan, serta menciptakan rasa aman di lingkungan sekitar. Sudirman yang dikemudian hari menjadi panglima besar juga berkoordinasi dengan Nyai Dahlan dalam dalam bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan.

Tika Bravani cukup total dalam melakoni sebagai Nyai Ahad Dahlan ini. Mulai dari peran sebagai masih gadis sampai Nyai Dahlan pada usia lanjut. Kehadiran film ini cukup membantu dalam membangkitkan memori kisah kepahlawanan bangsa yang kadang mulai terlupakan. Melalui karya seni ini diharapkan dapat mempelajari sejarah sekaligus memperoleh hiburan yang tidak sekedar tontonan tetapi juga tuntunan. Di beberapa adegan ditampilkan persoalan baik keseharian sampai rumah tangga yang solusinya sudah tersurat di kitab suci ataupun contoh yang pernah dilakukan Rasulullah.

Nyai Ahad Dahlan masih diberi umur sampai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Ia begitu bahagia akhirnya kemerdekaan dapat diraih oleh bangsa sendiri. Pada masa kolonial tidak begitu peduli kepada pendidikan bumi putera, yang akhirnya ruang kosong itu di isi oleh Muhammadiyah, Aisyiyah, Taman Siswa serta pergerakan pendidikan lainnya. Dengan berdirinya negara sendiri itulah nantinya akan menjadi tugas negara. Para pendiri negara (founding father) sudah merumuskan cita-cita luhur untuk apa negara ini harus ada dan merdeka. Yang salah satu tujuannya seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45 : mencerdaskan kehidupan bangsa.

APA ITU HIZBUL WATHAN?

SIFAT


Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda diluar lingkungan keluarga dan sekolah, bersifat nasional, terbuka, dan sukarela serta tidak terkait dan tidak berorientasi pada partai politik.

IDENTITAS
  1. Hizbul Wathan adalah kepanduan islami, artinya dalam melaksanakan metofe kepanduan adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.
  2. Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan.

VISI MISI, UNDANG-UNDANG DAN JANJI PANDU HW


VISI


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai visi mewujudkan anak, remaja, pemuda yang berkualitas di lingkungan umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah yang selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai anak didik, orang tua/keluarga masyarakat

MISI

Misi kepanduan adalah mempersiapkan kader bangsa dan kader Muhammadiyah yang :
  1. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan Islami.
  2. Berdisiplin yaitu : berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib.
  3. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya.
  4. Berkemampuan untuk bekarya dengan semangat kemandirian, berfikir kreatif, inovaatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi berbagai macam tugas.
  5. Memiliki integritas tinggi, dan percaya pada diri sendiri


UNDANG-UNDANG PANDU HW :

  1. HW selamanya dapat dipercaya
  2. HW setia dan teguh hati
  3. HW siap menolong dan wajib berjasa
  4. HW cinta perdamaian dan persaudaraan
  5. HW sopan santun dan perwira
  6. HW menyayangi semua makhluk
  7. HW siap melaksanakan perintah dengan ikhlas
  8. HW sabar dan bermuka manis
  9. HW hemat dan cermat
  10. HW suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

JANJI PANDU HIZBUL WATHAN :

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :
  1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan Tanah Air.
  2. Menolong siapa saja semampu saya.
  3. Setia menepati Undang-Undang Pandu HW

Saturday, 16 September 2017

INSTRUKSI EKSTRAKURIKULER WAJIB HW DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH




Menindaklanjuti hasil Ketentuan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : 08/KTN/I.4/F/2013 tentang Pembinaan Organisasi Otonom di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Bab II Pasal 3 ayat 2.
Hizbul Wathan adalah satu-satunya organisasi Kepanduan di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah.

Bab III Pasal 4 ayat 4. Melaksanakan ekstrakurikuler Wajib Kepanduan Hizbul Wathan dan seni olahraga beladiri, Tapak Suci.

Bab IV Pasal 10 ayat 3 berkewajiban membina dan membimbing kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepanduan Hizbul Wathan dan Seni Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Selengkapnya download DISINI

SANDI - SANDI HIZBUL WATHAN DAN CONVERTER

Hizbul Wathan adalah sebuah kepanduan yang menerapkan metode hidup dialam bebas seperti yang diajarkan oleh Bapak Pandu Dunia Lord Bodel Powell. Boden Powell menerapkan 8 tehnik kepanduan, yang salah satunya adalah Bahasa Isyarat. Bahasa Isyarat terbagi menjadi 3 macam, yaitu Semaphore, Morse dan Sandi. Sandi berarti RAHASIA, artinya ketika semua orang telah mengetahui bahasa sandi itu, maka bisa jadi dikatakan itu bukanlah SANDI lagi, karena sudah tidak menjadi RAHASIA lagi. Sandi digunakan sebagai pesan rahasia agar orang lain tidak mengetahui sebuah rahasia dalam sebuah kelompok tertentu. Termasuk dalam Hizbul Wathan, pengembangan sandi yang telah beredar sangatlah banyak. 

Berikut adalah sebuah metode bahasa Isyarat dalam Hizbul Wathan :
  1. Semaphore, metode bahasa isyarat ditemukan oleh Tuan Semaphore yaitu metode penyampaian pesan dengan menggunakan bendera yang terdiri dari 2 warna yaitu warna terang dan warna gelap yang terikat pada tongkat dengan ukuran 45 cm x 45 cm. Aturannya adalah bendera warna gelap tertali pada tongkat. Untuk mempermudah pembuatan soal dapat menggunakan konverter semaphore, klik disini.
  2. Morse, metode bahasa isyarat ditemukan oleh Tuan Morse yaitu metode penyampaian pesan dengan menggunakan logika dasar titik dan strip (kecil dan besar). Morse dapat disampaikan dengan menggunakan bendera, suara, cahaya dan tulisan. Untuk mempermudah pembuatan soal dapat menggunakan konverter morse, klik disini.
  3. Sandi, metode penyampaian pesan dengan menggunakan gaya bahasa atau tulisan, gambar yang unik. Macam sandi sangatlah banyak sekali seperti yang telah banyak diterapkan dalam kepanduan seperti sandi kotak, sandi angka, sandi koordinat, sandi napoleon, sandi matematika, sandi kimia, dan lain sebagainya (akan dibahas berikutnya).
Namun pada kesempatan kali ini, kita akan bahas metode pembuatan sandi yang mungkin belom banyak diterapkan dengan menggunakan bantuan font komputer. Kita dapat menggunakan aplikasi Ms. Word atau Corel Draw untuk membuatnya.

Caranya sangat mudah, seperti yang diterapkan dengan metode konverter, silahkan dengan mengetik perintah yang akan dipakai bahasa sandi.
Misal : Pandu Hizbul Wathan itu Teliti dan Hemat.
Kalimat yang sudah diketik dapat dirubah menjadi berbagai macam font, misalnya font : Braille (konverter klik disini), wingdings, hanacaraka, ayat quran, dan lain sebagainya. Untuk font - fontnya update.

Selamat mencoba :)

RENUNGAN HIZBUL WATHAN


Perjalanan waktu telah mengantar diri kita untuk melalui hari-hari yang tiada terasa telah terlewatkan. Kebersamaan, merasa suka duka telah kita lalui untuk mencari cahaya pencerah jiwa yang butuh kasih sayangMu Ya Rabbi.



Ya Rabbi … sembah sujud kupersembahkan keharibaanMu sebagai rasa syukurmu dimana telah engkau berikan senyuman hangatMu dalam jiwa kami.

Jika bukan karena kasih sayangMu tiada mungkin tubuh ini mampu bertumpu pada kedua kaki ini. Jika bukan karena kehendakMu tiada mungkin nafas ini memberi kehidupan yang menggerakkan denyut nadi ini.

Di keheningan malam ini, baru kami rasakan apa itu persaudaraan, baru kami mengerti apa itu rasa lelah. Baru kami fahami bahwa ternyata hamba ini amat kecil di hadapanMu.

Malam ini seolah kami tiada rela untuk melepaskan saudara-saudara yang telah memberi warna didalam hidup kami selama beberapa hari disini.

Hari-hari telah kami lalui walau rasa lelah, jenuh, kantuk, terkadang menyelimuti saat-saat kami bersama.

Selama jantung berdetak, masalah akan silih berganti mengiringi langkah kaki ini. Aku melihat diriku sendiri tiada berharga keangkuhan diri, ketamakan, dan tak menghargai waktu, kesempatan telah menyeretku menjadi pribadi yang tak bersyukur.

Kebodohan yang aku banggakan telah mengantar diriku menuju jurang kemiskinan, miskin ilmu, miskin rasa, miskin kemauan, kemampuan untuk berbuat kebenaran. Telah kuputuskan dan kutetapkan untuk mencari pencerah ditempat ini, merubah diriku menjadi pribadi yang lebih berharga dimatamu ya Rabb.

Kulangkahkan kaki, kutinggalkan ayah, ibu, bahkan anak-anak dan istriku nan jauh disana menunggu kehadiranku wahai … betapa kerinduan ini menyiksa langkah ini.

Sampai jumpa dipuncak kesuksesan kawan :)